Assiry Art dalam Liputan
spesialis kerajinan kaligrafi dan lukisan kaligrafi.
Kami membuat kerajinan kaligrafi dari bahan bordir,
fiber, kanvas, kuningan, tembaga, kayu, dll.
Silahkan melihat hasil karya kami ,
suatu kebanggaan bila karya kami dapat menghiasi ruangan anda.

kerajinan.kaligrafi-masjid.com adalah buah karya dari Muhammad Assiry , seorang seniman dari kota Kudus. Sudah banyak masjid/musholla, gedung, maupun kediaman pribadi yang sudah tersentuh goresan tangannya. Sudah banyak pula rumah atau gedung yang berhias kerajinan kaligrafi hasil karyanya.

Melalui gubug online ini, kami berharap bisa memberi inspirasi anda dan dengan senang hati kami siap melayani semua kebutuhan akan seni rupa dan kaligrafi, desain artistik, serta beragam produk kerajinan khas Indonesia dengan desain eksklusif.

Berikut ini beberapa jenis kerajinan kaligrafi yang kami tawarkan

Kaligrafi Bordir
Kaligrafi ini ditulis pada selembar kain bludru dengan menggunakan mesin bordir yang digerakkan oleh tangan-tangan terampil. Desain yang digunakan pun sesuai standar kaidah kaligrafi internasional, sehingga menghasilkan karya yang istimewa.

Kerajinan Kaligrafi Fiber
Kaligrafi dan atau kerajinan dari bahan fiber ini lebih menonjolkan unsur-unsur dimensi sehingga menjadikan hasil akhir yang ekslusif, dan tampak indah terpampang di dinding ruangan anda.

Kaligrafi Lukis Kanvas
Melukis adalah salah satu keahlian kami, di tangan kami perpaduan teknik lukisan yang tinggi dengan gaya kaligrafi yang berkaidah menghasilkan karya kaligrafi lukis yang tak perlu diragukan lagi.

Kaligrafi Kuningan
Kuningan dipilih menjadi bahan baku pembuatan kaligrafi ini, karena dengan warna khasnya, kaligrafi kuningan akan terlihat bersahaja. Selain digunakan untuk hiasan masjid, kaligrafi kuningan ini juga sangat cocok berada di dinding rumah anda.

Kaligrafi Lauhah (Tinta)
Kaligrafi lauha (tinta) adalah teknik menulis kaligrafi dengan khandam dan tinta yang dituliskan langsung pada kertas. Teknik ini berkembang pesat di Timur Tengah, dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi.

Kaligrafi Mushaf (Al Quran)
Kaligrafi Mushaf yang dimaksud di sini adalah pembuatan kaligrafi Al Quran lengkap dengan bingkai hiasannya. Atau bisa disebut juga pembuatan Al Quran raksasa, karena ukurannya lebih besar dari Al Quran pada umumnya.

Kaligrafi Tembaga
Selain kaligrafi kuningan, kaligrafi tembaga juga bisa dijadikan alternatif penghias dinding ruangan anda. Dengan warna khas tembaga dapat menjadikan kesan klasik pada kaligrafi tembaga ini.

Kaligrafi Ukir Kayu
Bagi anda yang mempunyai kediaman dengan teknik arsitektur kayu, tentunya akan sangat cocok bila kaligrafi ukir kayu ini menempel di ruangan anda.

Jumat, 28 Oktober 2016

UCAPAN IDUL FITRI DITULIS DENGAN KALIGRAFI


 Kaligrafi Ucapan Lebaran karya Abdullah Mubairik

Kaligrafi Diwani pada Ucapan Lebaran iidun mubarokun 


 Kaligrafi kufi yang ada ditengah kaligrafi berbentuk gitar gambus. 

Kaligrafi Kufi berbentuk kotak, yang bertuliskan عِيْدٌ مُبَارَك yang diulang sebanyak 4 kali

Ucapan Selamat Hari Raya. Bagian pinggir bertulis : tahniah
Bagian tengah berbunyi : عيد سعيد yang merupakan kaligrafi diwani 
Kemudian bagian bawah berwarna putih adalah kaligrafi tsuluts berbunyi :
كُلُ عَامٍ وَأنْتُمْ إلَى اللهِ أَقْرَب  








Ucapan Selamat Hari Raya dengan Khat Diwani yang tertulis :
مع أطيب التمنيات بالعيد السعيد 









Sumber: https://kaligrafi--islam.blogspot.co.id/2016/07/aneka-gambar-ucapan-selamat-hari-raya.html

Kamis, 27 Oktober 2016

LEVENT KARADUMAN SANG KALIGRAFER TURKI

PSKQ Modern, 28 Oktober 2016


Levent Karaduman adalah seorang kaligrafer dari Turki, beliau lahir pada tahun 1978 di kota Bartin. Beliau mempelajari kaligrafi tsuluts dan naskh dari guru besar kaligrafer Fuat Basar, lalu Levent mempelajari karya-karya Muhammad Syauqi Efendi, Sami Efendi dan Darwisy Ali secara otodidak.

Levent Karaduman dalam membuat karya kaligrafinya senang bereksplorasi dengan warna-warna dan memadukannya dengan seni lukis. Sehingga hasil karya kaligrafinya tidak seperti hasil karya kaligrafer Turki pada umumnya, dan menghasilkan gambar kaligrafi yang berbeda. 

Sebagai seorang kaligrafer, beliau termasuk kaligrafer yang produktif karena telah menulis salinan Al-Qura'an sebanyak 50 buah, hilyah al syarif sebanyak 50 dan basmalah dengan jumlah yang tak terhingga.

Berikut ini adalah karya-karya Levent Karaduman: 













Sumber:https://kaligrafi--islam.blogspot.co.id/2016/07/gambar-gambar-karya-kaligrafi-levant.html

Selasa, 25 Oktober 2016

TITIK PEMBAWA REZEKI


Oleh : Dr. KH. Didin Sirojuddin AR.


Jangankan ayat-ayat Alquran berbaris-baris, menulis satu titiknya saja sudah berpahala. Terutama kalau ditulis dengan kaligrafi yang indah. Seperti dianjurkan oleh Ali ra:
عليك بحسن الخط فانه من مفاتيح الرزق
"Hendakny engkau memperindah kaligrafimu, kerena kaligrafi termsuk kunci- kunci rezeki".

Saat harga-harga sembako melambung (biasa mau lebaran!) Abu Nawas yang tak punya uang 1 dirham pun (sampai langit-langit dapurnya pun tak ngepul asap), mencari akal lalu dibuatnya kaligrafi besar di atas menara: الملك الرجيم yang berati (Raja terkutuk).

"Kurang asem! Memlintir fakta jadi knyataan, e maksud saya memutarbalikkan fakta!". Baginda Khalifah Harun Al-Rasyid murka bukan bikinan. " Sembako cukup ngaku ngga punya sembako. Negeri Bagdad segini makmurnyaaaa...., weleh!"

Baginda lalu memerintahkan penangkapan terhadap Abu Nawas (yang dalam lingkup Bahasa dan Sastra Arab dikenal sebagai "syairul bilath" atau "penyair istana") utk diklarifikasi, bila perlu langsung dihukum sebagai pelaku subversi ekonomi.

Tapi saat tim Baginda merecheque ke TKP, mereka justru membaca tulisan الملك الرحيم yang berarti (Raja yang pemurah). Rupanya Abu Nawas yang (lahir 145 H), sang penyair istana Bagdad kesayangan Harun Al-Rasyid itu secara diam- diam telah menghapus titik "jim sial" hingga berubah jadi huruf "ha".

Apa boleh bikin, Khalifah Abbasiyah yang dikenal pecinta ilmu itu segera mengeluarkan Keppress (keputusan pengganti resesi): "Keluarkan satu karung gandum untuk Si Abu Nawas. Abu orangnya pintar kok!"

Sableng!....Satu titik diganti sekarung gandum, asyiiiik. Boleh dicoba! (di2nSARLemka16)
==============================================================
Illustrasi:
- Ayahanda Ustazy Dr.KH.Didin Sirojuddin diapit dua orang muridnya saya Muhammad Assiry dan Ustazy H.Isep Misbah saat penjurian kaligrafi Nasional di Bayt Quran TMII, tgl. 7 Desember 2015
- Cerita ini dikirim Ustazy Dr.KH.Didin Sirojuddin melalui wa saya hari ini 25 Oktober 2016.
- Editor dan Pengantar cerita Muhammad Assiry.

Senin, 24 Oktober 2016

KARYA KALIGRAFI JAVAD BAKHTIARI BAGAIKAN KILAUAN EMAS

PSKQ Modern, 25 Oktober 2016


Javad Bakhtiari, seorang master kaligrafi farisi terkemuka asal Iran yang memiliki karya original dengan teknik penulisan yang khas. Karya-karyanya sering disebut untaian emas karena memiliki efek berkilau seperti emas. 
Javad Bakhtiari lahir pada tahun1335 di Borujerd,provinsi Lorestan Iran Barat,ia lahir di keluarga seniman sehingga darah seni kental sekali mengalir pada dirinya. ayahnya juga mendorong ia untuk menekuni dan mendalami dunia seni danmenorongnya untuk kuliah seni di Universitas Syiraz dan Tehran.
Karya karyanya  Javad Bakhtiari kebanyakan dalam bahasa Persia.
Berikut ini adalah beberapa karya kaligrafinya yang berkilauan seperti emas :















Sumber: https://kaligrafi--islam.blogspot.co.id/2016/07/kilauan-karya-kaligrafi-javad-bakhtiari.html

Minggu, 23 Oktober 2016

KOPI SUSU WATER COLOR TAK SEGANAS KOPI MIRNA

Oleh : Dr. KH.Didin Sirajuddin AR. M.Ag, Pimpinan LEMKA

Foto Assiry Presiden Kaligrafi.
 
Foto Assiry Presiden Kaligrafi.

Mirna: "Kok, rasanya ga enak!"
Darwis: "Din, ente mo ngeracun ana?"
Pristiwa bulan September 1974 ini sudah jadul. Tapi seperti ada kelebat hubungan dngan waktu persidangan Kasus Racun KOPI MIRNA di bulan September 2016. Sudah 42 tahun!
 
Timur di Pondok Modern Gontor Jatim dan Barat di ruang sidang Jakarta. Kabar dari 2 arah mata angin ini srperti semilir "Angin Timur Dan Angin Barat" sebagaimana judul kitab karangan Pearl S. Buck.

Tidak seperti yang lain-lain, sayalah waktu itu santri yang paling blepotan tangannya dengan water color, medium satu-satunya yang saya gunakan untuk melukis. Tiada hari tanpa melukis. 

Aktvits rutin itu saya gunakan sebagai ajang uji coba mengolah warna. Setiap usapan warna adalah kombinasi- kombinasi rumus "mejikuhibiniu" (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu) yang digagas Hideaki Chijiiwa dalam kitab "Color Harmony."
 
Ini berarti, warna tidak boleh dibiarkan apa adanya, tapi harus diolah: "Don"t take color for granted!" spt kata Howard Simon dalam kitab "Colour And How To Use It" karangannya.
 
Perpaduan warna- warna itu akan menghsilkan warna-warna baru, misalnya biru+kuning jadi hijau, atau merah+biru menjadi violet, dst.

Di luar teori itu, saya juga menemukan "teori ngasal jadi" scra kebetulan: yaitu, ketika kuas yg berlumur sisa water color yang berwarna- warni dibersihkan di air gelas, warna "air kobokan" itu berubah menjadi "Kopi Susu". Ternyata seluruh warna bila disatukan akan membentuk warna Kopi Susu. Nah, di sinilah " malapetaka" itu trjadi.
 
Sudah 2 orang qurban minum "KOPI Susu" water color saya. Salah satunya adalah Darwis Sadir, kawan saya dari Sulawesi.

Saat sedang anteng melukis, dari belakang saya ada yang nanya, "Din, boleh ni?" Suara Darwis. Saya tau dari suaranya yang khas, dia langsung saja mengambil "gelas ajaib" ysng saya taruh di dibelakang Langsung saya jawab, "Boleh." Tapi tiba-tiba brrrroooottt wueekkk........ !!! "Kopi Susu" Itu nyembur mengenai punggung saya.

"Din, ente mo ngeracun ana?" gebrak Darwis dengan mulut semu bergetar sambil dimanyun-manyunkan, mungkin karena pahitnya "Kopi Susu" itu. "Siapa mau ngeracun?" Jawab saya balik bertnya, "Saya cuma menjawab boleh karena ente tanya boleh ga?

Masih alhamdulillah, Darwis tidak apa-apa, Karena ngga nelan kopi susu palsu tersebut. Tapi saya fikir kata- kata Darwis lebih maju daripada Mirna karena Darwis ngga sempat nelan tapi sudah protes, " Din, ente mau ngeracun ana?". Sedangkan Mirna nyruput kopi dahuhu air kopi bersianida di cafe Oliver, baru protes, "Kok, rasanya gak enak?" Maka, MIRNA pun tewas.

Atau karena "kopi Susu" water color tdk SEGANAS KOPI MIRNA? Hehhee..
=======================================================================

Illustrasi :
- Ayahanda, Ustaz kami Dr.KH.Didin Sirajuddin AR bersama Ibunda Hj.Aah dan Iwan putranya.
Ini adalah cerita humor yang unik gaya "Pak Didin", begitu banyak orang memanggil beliau. Cerita ini dikirim melalui WA saya tadi siang (Minggu 23 Oktober 2016), mungkin untuk menghibur saya yang drop sehingga saya undur jadual mengisi Workshop Kaligrafi bulanan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

- Banyak karya -karya tulisan beliau mulai dari buku sejarah kaligrafi, serial belajar kaligrafi, humor kaligrafi dan melukis komik bahkan kumpulan 100 surat cinta untuk ibunda Hj.Aah saat mudanya tidak luput dari kreatifitas dan olah sastranya yang sangat tinggi.
 
- Pak Didin adalah putra terbaik negeri ini yang terus membumikan dan menabur benih -benih kaligrafi. Ribuan kaligrafer bermunculan tumbuh pesat di negeri ini berkat sentuhan tangannya. Saya adalah satu dari sekian ribu muridnya yang tersebar di pelosok Indonesia. Semoga panjang umur dan selalu sehat Ustazy...Amiiin.
 
- Engkau bukan hanya milik LEMKA tapi juga milik seluruh pecinta kaligrafi di negeri ini.

BERKARYALAH ATAU HILANG DITELAN JAMAN

Assiry gombal mukiyo, 23 Oktober 2016
 

Kelebihan orang punya karya itu (dalam bidang apa pun), walaupun karyanya dibeli orang atau sudah jadi milik orang lain, tapi tetap nama si penciptanyalah yang akan disebut orang. Misalkan anda membeli buku novel karya Andrea Hirata, secara hukum barangnya adalah milik anda, tapi kalau anda ditanya orang, itu novel siapa? Maka secara otomatis anda akan bilang, "itu novel (karya) Andrea Hirata."
Demikian juga lukisan, jika anda membeli lukisan Affandi, dan ketika dia tergantung di dinding rumah anda dan ada orang yang menanyakan, "itu lukisan siapa?" Pasti anda tidak akan nekad bilang, "itu lukisan saya," tapi justru dengan bangga anda akan bilang, "itu lukisan Affandi."

Ada sebuah lukisan kaligrafi indah yang terpampang pada dinding sebuah rumah megah. Atau ada illuminasi memukau berpadu dengan kaligrafi yang dikemas dengan warna yang cantik di sebuah kubah Masjid. Tentu nama anda yang disebut jika memang anda adalah pembuatnya.

Saya sendiri banyak bertemu orang-orang hebat dengan beragam profesi, mulai dari Menteri, Gubernur, Pengusaha, Pimpinan Pesantren, Ulama, Kolektor, Pengurus Masjid dan DKM dan siapapun saja dan dimana saja adalah karena dipertemukan oleh karya, bukan karena lobi yang hebat atau kasak-kusuk sana-sini, apalagi bertingkah sok akrab dengan mereka. Bukan, tapi karya-karya itulah yang mendekatkan, mempertemukan, dan menarik mereka ke dalam kehidupan saya. Meskipun terkadang sepanjang malam harus saya lalui hanya dengan mengutak-atik komposisi warna dan lukisan, tentu untuk menghasilkan sebuah karya baik lukisan maupun kaligrafi yang indah menurut saya.

Maka berkaryalah, atau dilupakan dan hilang ditelan jaman, entah anda pemula atau tidak yang penting teruslah berkarya, tidak menjadi penting karya itu pada suatu ketika ada di tangan siapa, di Masjid mana, lukisanmu dibeli oleh kolektor mancanegara atau cuma gagah bersandar pada dinding rumahnya ketua RT yang memilikinya. Tapi nama anda akan abadi, bahkan sesudah kematian menjemputmu.

PSKQ MODERN MENYELENGGARAKAN LOMBA MEWARNAI KALIGRAFI PAUD/TK TINGKAT JAWA TENGAH

Jumat, 21 Oktober 2016

BAKAT ITU OMONG KOSONG

Assiry gombal mukiyo, 21 Oktober 2016

"Bakat itu omong kosong. Bakat yang sesungguhnya adalah ketika kita tidak pernah menyerah sedikitpun".

Kira -kira begitulah kata -kata saya ketika berdebat dengan Dosen saya yang mengajar Psikologi Islam di salah satu kampus waktu saya kuliyah dulu. Dosen saya ngotot bahwa belajar kaligrafi itu pasti harus dengan bakat sedangkan saya justru berpendapat sebaliknya. Beliau bahksn mengutip seluruh pakar psikologi dan entah saya lupa nama -nama ahli tersebut tetapi tetap saja saya tidak sependapat dengan belisu.

Perdebatan itu akhirnya mungkin membuat Dosen saya jengkel terhadap saya. Sehingga detelah kejadian itu, ketika masuk materi kuliyahnya saya tidak pernah diabsen, meskipun saya hadir ikut "mlongo" mendengarkan setiap ulasan materinya ketika masuk di kelasnya. Teman -teman saya semuanya dipanggil satu -satu, diabsen ehhh.....absen saya dilewati bahkan tidak disebut sama sekali. Heheuheuu....saya tidak dianggap lagi. Seperti marak yang terjadi akhir -akhir ini hsnya berbeda pilihan cagub rame dan musuhan. Mungkin karena kita tidak terbiasa dengan perbedaan. Jadi setiap perbedaan tidak disikapi dengan cara bijak.

Menurut hemat saya, bakat itu cuma ungkapan orang, setelah orang itu memandang takjub kepada kita, namun sebenarnya mereka tidak tahu bagaimana kita mendapatkan skill atau keahlian tersebut, tentunya dengan ejekan dan kegagalan terlebih dahulu. Kalau bakat itu ada bagaimana bakat itu dimulai awalnya? Tidak ada satupun orang yang mengetahui kapan orang mahir memainkan musik, melukis, menulis kaligrafi, menari, arsitektur dan lainnya.

Jangan sebut "bakat" setelah seseorang bersusah payah dengan upaya yang ia lakukan. Jika ada seseorang yang mampu menari dengan gemulai, apa karena ia berbakat? Tentu tidak jawabannya. Karena dasar sebuah bakat tidak ada yang tahu. Bagaimana bakat itu mulai ada? contoh lain di indonesia musik sedang gila-gilanya perkembangannya banyak sekali ajang pencarian bakat disana. Saya tertawa dan bertanya -tanya sendiri "Bakat ko dicari? Memang selama ini ia lari kemana, lha wong bakat itu tidak ada ko".

Suatu ketika anda tertarik, dengan ketekunan anda ingin menjadi seseorang yang bisa bermain musik. Kemudian anda memulainya dengan kursus musik misalnya atau sekolah musik dan akhirny anda sukses. Ia sukses dan mahir bermain musik bukan Karena berbakat tetapi ia bertekat sepenuh hati dan bekerja keras untuk belajar hingga berhasil. Kita sering terjebak disini. Kita hanya melihat saat seseorang itu berhasil, tetspi kita tidak mengacuhkan proses dan usahanya bagaimana seseorang itu menapaki tsngga keberhasilan itu.

Bagaimana kita bisa mengetahui kalau kita berbakat? apakah karena kita merasa bisa? bagaimana anda mencari jati diri tersebut? Padahal sebuah kemampuan apapun tidak akan ada nilainya meskioun anda tidak bisa apa-apa. Tetapi selama anda berusaha dan terus belajar anda akan menjadi orang yang bisa dan sangat luar biasa.

Hilangkan fikiran , "Dia, lebih berbakat dari saya !" bukankah kita diciptakan sama? Tuhan menciptakan kita memang ada kelebihan dan kekurangan. Namun jadikanlah kekurangan tersebut kekuatan bagi kita. Karena tidak ada satupun yang ada di dunia ini yang berjalan indah diawal. semua akan terasa berat, penat bahkan sekarat rasanya sakit terasa ingin menjerit bahkan bisa -bisa cepirit jika anda paksakan Itulah hidup semua berproses dari nol sehingga menjadi indah pada waktunya.

Cintai dan tekunlah dalam melakukan apapun, maka anda jauh lebih mahir dari orang yang katanya berbakat. ini hanya teori dari pengalaman saya selama mengajar kaligrafi selama 16 tahun sejak th 2000 saya nengajar di LEMKA Sukabumi Jabar. Bahkan ketika saya mengasuh ratusan Santri yang belajar di PSKQ Modern hingga saat ini. Tidak sedikit, bahkan hampir 90 persen Santri -santri PSKQ Modern belajar kaligrafi dan melukis itu dari nol ( dasar) tidak bisa apa -apa bahkan komposisi warna dan mengoplos cat untuk memgolah warna saja buta sama sekali. Tetspi karena proses belajar dan lainnya itu mereka bisa meraih sukses dan menjuarai berbagai event lomba nasional dan internasional.

Tentu proses itu tidak gampang bahkan penuh isak dan tangis.Kuncinya sebenarnya bukan pada bakatnya, karena jelas saya katakan bahwa bakat itu omong kosong. Tetapi mereka saya tanamkan bagaimana bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap kaligrafi sebagai bagian dari Al Quran yang merupakan kalamullah. Ketika kita memang cinta dengan Allah tentu kita juga cinta dengan firmanNya. Dan firmanNya itu adalah Al Quran.

Maka kita belajar kaligrafi sebagai sarana untuk mencintai Allah dengan cara menjaga dan mengindahkan setiap tulisan Al Quran tersebut. Istri atau suami tercinta kita ketika memberikan kado misalnya, kita pasti akan menjaga dan terus mengindahkannya. Itu baru istri atau suami. Lha ini Al Quran adalah kado langsung dari kekasih sejati kita.

Tentu sudah seharusnya kita akan menjaga dan mengindahkannya. Tidak hanya sebatas menuliskannya dengan indah tetapi juga mengaplikasikan dan mengimplementasikan setiap Firman Allah tersebut secara nyata dalam kehidupan kita.

Nah, setelah mereka sudah merasakan suka dan cinta terhadap kaligrafi kemudian saya pupuk cintanya itu dengan "bukti cinta". Caranya bagaimana? Pembuktian cinta itu dengan cara giat belajar dan sungguh -sungguh dengan terus menjaga dan meningkatkan "passion" atau semangat yang terus membara sampai titik darah penghabisan istilahnya.

Semoga anda berkenan. berupayalah sebaik mungkin lupakan apa itu bakat. cukup bawa 5 hal:
- Impian atau cita-cita
- kemauan dengan cinta
- action atau usaha nyata untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita itu.
- tekat dan passion yang kuat dengan terus istiqamah ( konsisten)

Jika anda masih gagal juga. Teruslah dicoba, bukankah gagal itu biasa? bangkit lalu berusaha kembali bukankah itu yang luar biasa? bila gagal lagi? usaha lagi, bangkit lagi, gagal lagi dan teruslah bangkit sehingga akhirnya anda berhasil.

Senin, 17 Oktober 2016

DEBUR OMBAK KALIGRAFI AHMAD RIFAI DARI UNDAAN KUDUS JATENG

Assiry gombal mukiyo, 18 Oktober 2016





Alhamdulillah PSKQ telah berhasil melahirkan banyak juara kaligrafi dan seniman yang berkecimpung di masyarakat, baik sebagai guru atau pembina, pengusaha kaligrafi ataupun pendiri sanggar seni. Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa hampir 99 % alumni PSKQ sukses dalam prestasi maupun karir di bidang kaligrafi.

Tanpa bermaksud untuk membanggakan diri, tetapi justru inilah bagian dari rasa syukur kami yang tidak sia-sia mendirikan PSKQ Modern 10 Tahun yang silam. Dari prestasi Santri/Alumni PSKQ Kudus yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam berbagai ajang perlombaan kaligrafi, baik tingkat propinsi, nasional, ASEAN hingga Internasional, juga karir yang mereka geluti di bidang kaligrafi.

Ahmad Rifai adalah Santri pertama PSKQ Modern atau angkatan 2007- 2009. Tahun 2010 sampai 2011 ia ikut terlibat langsung dengan ikut bergabung dengan CV. Assiry Art sebagai langkah awal bagi dasar untuk langkah dan pengembangan karier kaligrafi Rifa'i kedepan.

Banyak prestasi yang diraihnya, diantaranya: Juara 1 kaligrafi SELEKNAS cab. naskah tingkat Prop. Jateng 2010. Juara 1 kaligrafi cab. Naskah tingkat .prop Jateng 2012. Pendiri GALLERY SURYA KALIGRAFI di Lampung th.2010 dan pendiri Sanggar Rifai Art sejak 2012 hingga saat ini yang terletak di Desa Undaan Kidul, Undaan Kudus, Jawa Tengah.

Kondisi perkaligrafian di Jawa Tengah yang layu dan bisa dikatakan jauh dari berkembang. Bahkan perlombaan dan MTQ Kaligrafi di Jateng ysng betul -betul sedang "sakaratul maut". Membuat para Peserta lomba kaligrafipun cenderung tidak semangat nengikuti Lomba MTQ di Jawa Tengah. Ketika mereka ditanya kenapa ndak ikut Lomba Kaligrafi ? Mereka menjawab "Ah ndak ikut ah, males. lha wong lomba kaligrafi tingkat Propinsi Jateng Hadiahnya cuma 500 rb".

Jawaban yang sangat menyisakan keprihatinan yang mendalam bagi para kader Kaligrafi di Jateng. Bahkan perkembangan Kaligrafi di Jateng bisa juga disebut "koma" artinya maju tidak mundurpun juga tidak. Ini karena Pemerintah Jawa Tengah khususnya LPTQ kurang nemperhatikan para Kaligrafer dan penggiat Seni Kaligrafi di Jateng sehingga membuat banyak kader binaan Kaligrafi PSKQ Modern terjun bebas dan fokus mendirikan Sanggar Kaligrafi dengan melayani Jasa Kaligrafi diberbagai Masjid dan media lainnya.

Bahkan saya sering mengeluarkan pernyataan untuk tidak usah terlalu berharap banyak dengan LPTQ Jateng, karena percuma dan sia-sia. Mendingan kita fokus bagaimana dengan kaligrafi itu bisa menjadi sebaik -baiknya penghasilan yang memberkahi ( khairu maksabi) dan bahkan bisa lebih dari itu.

"Ora patheen jika Pembinaan kaligrafi di Jateng tidak pernah ada sama sekali, meskipun pembinaan -pembinaan tahfidh, tilawah dan lainnya terus dan rutin diadakan, bahkan terus diseminarkan dibeberapa daerah di Jawa Tengah". Begitu saya menghibur dan membesarkan hati para kader Kaligrafi Jawa Tengah yang semakin hari semakin kurus badannya karena memikirkan hal itu.

Saya yakin bahwa Peserta Lomba Kaligrafi dimanapun berada mereka tidak berniat mencari uang sebagai hadiahnya. Tapi "mbok ya" hadiahnya minimal pantas untuk mengapresiasi dan memberikan semangat agar bisa lebih berkembang. Ini kan ironi dan menyedihkan. Mengingat Prop.Banten, Jakarta, Jabar, dan seluruh Propinsi di Indonesia memberikan bonus Haji atau umrah bagi yang berhasil juara 1 dalam lomba kaligrafi dan cabang lainnya. Cuma Jateng saja yang loyo.

Tetapi bisa jadi karena LPTQ Jateng ingin para Peserta lomba kaligrafi dan cabang lainnya bisa menjadi kader yang "ikhlas", ikhlas dalam bermusabaqoh tanpa harus berfikir sedikitpun tentang uang dan dunia. Jika memang inilah yang dikehendaki LPTQ Jateng untuk para peserta MTQ Jawa Tengah berarti LPTQ Jawa Tengah betul - betul mulia hatinya.

Sangat realistis memang, setiap Santri dan Kader PSKQ Modern berhak memilih apakah fokus belajar dengan hanya mengikuti event lomba kaligrafi atau memilih berbisnis dan mendirikan sanggar agar dapurnya tetap bisa "ngebul".

Inilah yang juga dilakukan oleh Sdr. Ahmad Rifai. Tidak mudah melewati pahitnya belajar hingga berhasil seperti sekarang ini. Sukses menaburkan ombak kaligrafi di Indonesia. Meskipun Rifai terbilang "Anak Singkong" atau anak "ndeso". Tetapi hal itu justru membuat ia semakin semangat dengan kesuksesan yang diraihnya saat ini.

Sejak di Pskq Modern Kudus Jateng, Rifai begitu panggilan akrabnya, memilih jalan yang mungkin kontoversi. Disaat semua remaja seusianya bekerja di proyek bangunan, atau kuliyah ia justru fokus mendalami Kaligrafi di PSKQ Modern. Saya bahkan menggratiskan seluruhnya beaya SPP, dan pendaftaran khusus untuk Santri-Santri PSKQ Modern yang berasal dari Kudus juga memberikan fasilias makan dan lainnya kepada Rifai dan lainnya yang berasal dari Kudus. Bukan tanpa alasan, Ini saya lakukan untuk terus mengkader calon -calon Seniman Muslim yang asli dari Kudus, karena mengingat banyak Santri PSKQ Modern yang justru berasal dari luar Jawa Tengah.

Meskipun saat itu saya hanya pengangguran hanya mengandalkan sebagai Guru Kaligrafi, belum terjun dan berbisnis melayani jasa kaligrafi diseluruh Indonesia seperti saat sekarang ini. Masa -masa yang sangat sulit secara ekonomi bagi saya dimana saya harus "mikirin" bagaimana Santri bisa belajar dengan ringan dengan memberikan fasilas secara gratis. Tentunya ini tidak lepas dari perjuangan keras saya dan dorongan dari Ummi Anik Ardiani yang luar biasa, ibu dari anak saya Divani Bilqyz dan Sulthan Katiby Al Hakim. Perjuangan yang semoga tanpa pamrih. Tentu hanya Allah yang tahu.

Harus saya bayar dengan mahal untuk bisa mengkader, menelurkan bibit -bibit dan tunas -tunas Kaligrafer dan Seniman baru. Semuanya terbayar sudah dengan berhasil mencetak mereka para Santri dan Kader PSKQ Modern dan hanya bisa bangga dan mensyukuri semuanya sebagai nikmat dan karunia Allah semata. Mereka sukses dengan profesinya sebagai Seniman Kaligrafi Islam dan Pengusaha Kaligrafi.

Rifai melakukan gebrakan -gebrakan karya kaligrafi dengan mengolah konsep kaligrafi dekorasi Masjid dengan gaya klasik dan modern dengan memadukan konsep batik dan kadang juga mengawinkan konsep -konsep Seni Rupa Modern. Karya -karyanya khas, berkarakter dan kembut warnanya selembut kepribadiannya.

Banyak karya -karya Kaligrafinya yang menghiasi Masjid dan Musholla di Indonesia, mulai dari Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan dan lainnya. Ratusan karya lukisan dan cenderamata kaligrafi dikoleksi banyak orang dari pejabat dan lainnya.

Tidak berlebihan jika saya menyebut Desa Undaan sebagai "Kampung Kaligrafi Indonesia". Selain berdiri PSKQ Modern juga banyak kader dan Santri Alumni PSKQ yang mendirikan sanggar-sanggar kaligrafi dengan berprinsip "fastabiqu al khairaat".

Bukan bersaing, bukan untuk bisa disebut unggul, tetapi Sanggar -sanggar yang ada menjadi saling asah, asih dan asuh dan makin terus menebarkan virus-virus kemanfaatan di nusantara ini.

Semoga debur ombak kaligrafimu terus meliuk -liuk dan menari -nari indah dimanapun berada Mas Rifa'i, Amiiiin.

MENEBAR VIRUS KALIGRAFI GAYA AMIR HUSAINI ALUMNI PSKQ MODERN

PSKQ Modern, 17 Oktober 2016

Sdr.Amir husaini, Santri PSKQ Modern angkatan 2013 dari lampung ini memang sudah benar - benar gila. Mekipun kegilaannya bukan karena ia memilki hobbi gulung - gulung dijalan sambil bugil atau karena cuma memakai celana kolor. Tetapi kegilaannya adalah kegilaan yang positif.

Ia gila dan menebarkan kegilaannya. Menjadi Guru Pembimbing Kaligrafi di IAIN Purwokerto adalah salah satu kegilaannya yang nyata.

Sejak di PSKQ Modern, Amir akrab dipanggil Santri -Santri PSKQ Modern, memang memilki kecenderungan yang kuat dalam belajar dan mendalami kaligrafi. Beberapa karya Kaligrafi lukisan kontemporer, kaligrafi Mushaf adalah menjadi fokus studynya di PSKQ Modern. Selain itu ia juga aktif bergabung dengan CV.Assiry Art yang dijadikan sebagai "kawah condro dimuko" untuk mengasah kemapuannya dalam berkaligrafi agar semakin bersinar.

Hingga saat ini Amir ikut berkiprah aktif menebarkan virus-virus Kaligrafi di beberapa Sekolah dan Kampus IAIN Purwokerto. Bersama Komunitas Seni dan Dakwah IAIN Purwokerto ia aktif menebarkan virus-virus kaligrafi yang meneduhkan jiwa.

Didepan para Santri Pskq Modern Kudus Jateng ketika mengajar kaligrafi, saya sering mengingatkan agar Para Kader PSKQ Modern harus bisa mengajarkan setiap ilmu kaligrafi yang didapatkan di PSKQ Modern. Baik kaligrafi klasik, motif dan iluminasi juga teknik keahlian kaligrafi Masjid, entrepreneurship dan lainnya.

Konsekuensi mengajar adalah belajar. Tidak mungkin tanpa belajar kita bisa mengajar. Terus apa yang diajarkan kalau kita tidak memilki kapasitas ilmu yang akan kita ajarkan.

Untuk mengajar ilmu kaligrafi dan keahlian kaligrafi lainnya tentu tidak musti harus menuggu menjadi Master Kaligrafi atau bertabur prestasi dan kejuaraan terlebih dahulu.

Justru dengan kita mengajar setiap ilmu akan terus terbuka untuk kita. Allah akan memberikan dan membukakan pintu ilmu bagi orang -orang yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu kaligrafi dan lainnya.

Meskipun ilmu kita masih belum mumpuni, jangan takut untuk mengajar dan teruslah belajar. Karena belajar dan mengajar adalah tali temali keberkahan yang akan terus tersambung jika kita tidak memisahkan diàntara keduanya. "AL Ilmu yuntafa'u bihi" ( Ilmu yang bermanfaat) yang disebutkan oleh Rasul sebagai salah satu amal yang pahalany tidak akan pernah putus bahkan ketika kita sudah didalam qubur dan bahkan jika raga kita hancur sekalipun.

Rasulullah pernah bersabda "Al ilmu bila amali kassyajàri bila tsamari".
Apa yang fisabdakan Rasulullah Muhammad SAW, Ini mengandung anjuran dan bahkan kewajiban kepada orang -orang yang berilmu agar bisa mengamalkan setiap ilmu yang diilikinya.

Tentu karrena Ilmu yang kita amalkan itu ibarat pohon yang berbuah lebat yang buah kemanfaatannya bisa kita rasakan dan kita unduh baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Sedangkan ilmu yang tidak diamalkan hanya bagai pohon yang kering dan kerontang juga tidak berbuah pula. Sia -sia dan tidak berguna bukan?.

Semoga Sdr.Amir Husaini Ahsan Art bisa terus membuahi dan menebarkan virus -virus kaligrafi agar kemanfaatannya bisa dirasakan oleh orang lain dan terus memotivasi diri untuk terus meningkatkan kualitasnya sebagai Seniman Kaligrafi di Indonesia. Juga menginspirasi bagi kader -kader PSKQ Modern lainnya. Amiiin.

Illustrasi:
Foto pertama ketika bersama kader -kader Kaligrafi binaan Amir di IAIN Purwokerto.
Foto kedua ketika masih aktif di PSKQ Modern PPL Kaligrafi dan praktek membuat kaligrafi Dekorasi Kubah Masjid di Indonesia bersama CV.Assiry Art.
#menebarviruskaligrafi #hidup #berkarya #ahsanart #calligraphy

Jumat, 14 Oktober 2016

OASE JAMAN & TELADAN KEHIDUPAN

Assiry gombal mukiyo, 14 Oktober2016

Foto Assiry Presiden Kaligrafi.
 
Seorang kiyai, tuan guru, dan ustadz lainnya seharusnya memberikan qudwah yg sholehah, tidak tempramental, selalu mengajak umatnya dalam damai dan berkehidupan yang harmonis antar sesama manusia, makhluk yang penciptanya adalah sama yaitu ALLAH ROBBUL IZZAH. Tuhan sekalian alam.

Allah bisa saja menciptakan manusia dan jin di planet bumi dengan beriman semua kepadaNya, akan tetapi Allah menciptakan kita berbeda beda dan hanya membekali kita sebuah akal untuk kita mengeksplor rahasia perbedaan tersebut, karena IA telah menyediakan tempat bagi masing-masing kita, tinggal kitalah yang memilih tempat yang kita inginkan tanpa harus menjustifikasi orang lain.

Kita hanya diamanahkan untuk menyampaikan yang hak tanpa paksaan, karena hidayah itu semata- mata mutlak milik Allah. Sesungguhnya dunia ini adalah tempat untuk kita semua, tapi bukanlah milik kita. Dunia ini adalah ajang kompetisi untuk membangun akhlak dan peradaban yang telah didahului dan diteladankan oleh Rasulullah SAW sebagai uswah sepanjang jaman.

Ulama adalah sosok yang amat berpengaruh dalam kehidupan umat Islam. Pun pemuka agama lainnya masing masing berpengaruh bagi para pengikutnya. Semua diciptakan berbeda dan sekali lagi penciptanya adalah Allah SWT dan kita semua akan kembali kepadaNya dengan segala resiko masing masing. Perbedaan adalah suatu hikmah yang telah ada dalam sepanjang sejarah manusia, tapi perbedaan selalu mendatangkan keuntungan dan kemaslahatan bagi semua orang yang senantiasa mengutamakan akal pikirannya.

Arab springs adalah contoh paling baik untuk kita waspadai dan tadabburi bersama. Mereka kini telah hancur berantakan, hal itu terjadi karena masing-masing telah begitu mudah terprovokasi fitnah. Berbahagialah orang-orang yang pandai menggunakan akal fikirannya yang tidak bisa terkontaminasi dengan fitnah -fitnah itu.

Entahlah. Saya tidak begitu respek dengan tokoh atau kiyai yang mudah terjun dalam keriuhan dan kegaduhan konflik politik. Hati saya lebih condong pada mereka yang banyak bicara ketaatan, cinta, kerukunan dan kedamaian antara sesama manusia.

Pribadi-pribadi seperti Maimoen Zubair, Mustofa Bisri, Quraish Shihab, Emha Ainun Nadjib, Abah Maulana Habib Lutfi bin Yahya dan yang lainnya bagi saya, adalah mutiara dunia.  Yang membuat Wajah dunia yang rusuh dan kotor ini tetap sejuk ditempati tetap indah karena cinta dan damai. Mereka memberi contoh bagaimana "nguwongno wong" (memanusiakan manusia) tidak pernah melihat suku, ras, agama dan perbedaan - perbedaan lainnya. Mereka memahami dan menjadi teladan karena perbedaan bukan untuk diperselisihkan tetapi sebagai sarana agar bisa saling tenggang rasa dan tepo seliro.

Dengan sebab mereka, masih banyak senyum di antara wajah-wajah yang marah. Dengan sebab mereka ridha Allah masih berpihak pada keselamatan umat ini. Dengan sebab mereka pula bangsa ini tidak jadi terbakar karena mereka adalah oase ditengah keringnya hamparan sendi berbangsa dan bernegara. Semoga Kasih Sayang Allah selalu tercurah untuk mereka.

Kamis, 13 Oktober 2016

AHYAT MULKI SANTRI PSKQ MODERN TERUS MELUKIS & MENULIS KALIGRAFI

Assiry Gombal Mukiyo,14 Oktober 2016









Sedemikian kuatnya tekad saya sehingga berani dan setengah nekat dengan membangun Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran pertama di Asia, bahkan di Dunia ini meskipun hanya sekadar "gubug reot" yang saya beri nama Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran atau PSKQ Modern. Tentu bukannya tanpa alasan. Melukis dan menulis kaligrafi adalah dua sisi mata uang yang saling terkait dan berpautan. Saya sudah brfikir jauh kedepan, bahwa kelak seorang Seniman Kaligrafi khususnya Santri -Santri PSKQ Modern, disamping harus mumpuni dibidang Kaligrafi tetapi juga adalah Pelukis profesional dan seorang intelektual yang mampu mengatasi dan mengakomodir tantangan globalisasi yang sudah kian menghimpit.
Makanya di PSKQ Modern program belajarnya adalah dua tahun, Santri tidak hanya menguasai kaligrafi dan Seni Rupa tetapi juga dibekali dan digembleng dengan Puasa Dalail, kajian kitab kuning, Tajwid Al Quran, imla', Nahwu Shorof, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Entrepreneurship atau Kewirausahaan dan keterampilan juga keahlian lainnya. Dengan potensi -potensi itu, sudah pasti Seniman dan Kaligrafer Indonesia akan menguasai puncak peradaban dunia dalam berkesenian. Tentunya ini bukan isapan jempol semata.
Jika Kaligrafer jaman dahulu saja seperti Abdul Aziz Arrifa'i, dikenal bukan hanya sebagai Kaligrafer saja. Tetapi ia juga menguasai berbagai disiplin ilmu beliau dikenal juga sebagai salah seorang Ulama' terkemuka pada jamannya, juga seorang yang zuhud dan pengamal tarekat Arrifa'iyyah, sehingga dalam namanya beliau tambahkan "arrifa'i".
Jangan sampai kualitas kaligrafer bangsa kita semakin kendor. Membaca Al Quran saja "blepotan", Nahwu Shorof juga buta bahkan tidak menguasai sama sekali, Sholat dan puasa ramadhan juga bolong-bolong, bagaimana bisa jadi kaligrafer handal kalau masih seperti ini?
Bahkan terkadang hanya untuk "memuasi" nafsu lomba Kaligrafi dengan alasan "waktu mepet" mereka mudah dan gampang sekali meninggalkan sholatnya.
Megahnya Kampus-Kampus Seni di Indonesia belum ada yang fokus terhadap Seni Rupa terapan dan kaligrafi sekaligus. Ini yang ironi. Tapi tidak mengapa anggap saja saya gila, gendeng dan sinting juga tidak apa-apa. Hanya modal nekat saya berani-beraninya mengawinkan dua konsep seni ini menjadi satu padanan dan pasangan yang serasi dan nengindahkan bahkan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Maka sering saya memotivasi dan memberikan materi juga praktik melukis. Tidak hanya itu Santri PSKQ Modern saya giring untuk berkarya dan bisa berpameran bersama saya. Sungguh pameran atau gelar karya lukisan dan kaligrafi bukan hanya indah tetapi terasa masuk didalam pintu-pintu syurga keindahan seni yang tak bertepian.
Ahyat Mulki atau kerap dipanggil "Mulki" adalah salah satu santri PSKQ Modern angkatan 2016 dari Pekalongan. Ia sangat rajin belajar melukis dan menggores kaligrafi. Objek yang dilukispun bisa berupa tampilan realistis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (potret) dan bisa juga setengah realistis seperti halnya karya-karya sketsa atau yang hanya mementingkan gaya gambar seperti kartun, karikatur, atau gambar abstrak.
Medium yang digunakan Mulki bisa dalam bentuk apa saja, seperti kanvas, papan, kertas dll.
Dia membagi waktunya untuk melukis dan juga menulis kaligrafi.
Ayo teruslah melukis atau menggambar. Lukis apa saja. Selagi tangan dan kesempatan itu masih ada sebelum alat-alat dan program melukis digital membunuh kreatifitasmu. Didepan kita alat dan program melukis digital mulai Adobe Photoshop, Photoscape, Picasa, Adobe Illustrator, Microsoft Pain, Paint Shop Pro, Corel Painter, Microsoft Expression, Inkscape, Pixia, Kolourpaint, The GIMP, dan lainnya sudah "amping -amping" dipintu rumah berkesenian kita.
Sebelum kita terbunuh olehnya, maka teruslah menarikan imaji dan tanganmu dengsn terus berkarya. Lukislah apa saja, bahkan kalau perlu lukislah syurgamu biar keindahan syurgamu itu, kamulah yang menentukan dan mendekorasinya sendiri. Bukankah itu adalah kepuasan tersendiri bagimu?
=================================================================================
Illustrasi:
Ahyat Mulki Santri PSKQ Modern angkatan 2016 yang juga alumni Gontor Ponorogo Jatim, berikut dengan dua sample karya sketsanya dan sample try out karya khat Naskhi. Melukis dan mengambil cabang khot Naskah dalam MTQ inilah yang dipilih oleh Ahyat Mulki sebagai fokus pendalaman belajar di PSKQ Modern.